“Hasrat birahi liar” ku pikir ada pada setiap orang, tidak peduli apakah dia laki-laki atau perempuan, baik tua ataupun muda, baik yang masih lajang maupun yang yang sudah memiliki pasangan, semuanya pasti memiliki fantasi untuk melepaskan hasrat birahi dengan cara yang menurutnya menantang. Dorongan itu tentunya didukung oleh semakin mudahnya orang menemukan contoh-contoh praktis kegiatan seks di internet.

Aku mungkin adalah satu di antara pria lajang yang menjadi korban keganasan dunia maya yang menyajikan kemudahan mengakses situs-situs porno tanpa sensor. Akibat dari kebiasaan menonton video-video seks di internet, aku memiliki hasrat yang luar biasa dalam urusan seks. Tapi sayangnya aku belum memiliki pasangan untuk melakukannya. Jadi terpaksa aku melakukan onani setiap kali hasrat itu datang.

***********

Suatu ketika, aku melihat Bibi Ajeng, pembantu di rumahku sedang memasukkan sekeranjang pakaian kotor ke dalam mesin cuci. Entah karena tidak menyadari keberadaanku yang mengawasi aktivitasnya, tiba-tiba ku lihat dia melepaskan bajunya dan memasukkan serta ke dalam mesin cuci bersama pakaian kotor lainnya yang telah ia masukkan lebih dulu. Serta merta aku menyaksikan pemandangan langka itu. Bi Ajeng berdiri di depan mesin cuci dengan telanjang dada. Payudaranya yang besar menjuntai di dadanya.

Aku semakin terpaku menyaksikan pemandangan itu, ketika tiba-tiba Bi Ajeng juga melepaskan sarungnya dan memasukkannya juga ke dalam mesin cuci. Batang penisku langsung berdiri tegak, ketika Bi Ajeng juga menanggalkan CD dan BHnya. Tinggallah sesosok tubuh Bi Ajeng yang tanpa busana berada di hadapan mataku. Namun pemandangan itu tidak lama berlangsung, karena Bi Ajeng langsung mengambil handuk yang tergantung di dinding dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

Sejak saat itu, aku mulai melakukan pemantauan lebih ketat terhadap aktivitas Bi Ajeng yang ternyata sudah biasa melakukan hal tersebut setiap kali ia mencuci pakaian dan sekaligus mandi pagi. Ia mungkin telah memahami keadaan bahwa pada saat Papa dan Mama berangkat kerja, aku masih tertidur di kamarku. Karena memang aku tidak pernah mengambil mata kuliah pagi, sehingga malam-malamku selalu asyik dengan online game dan internet browsing.

******

Suatu malam, saat aku ke belakang untuk buang air kecil, tiba-tiba aku mendengar sayup-sayup suara mendesah dari dalam kamar pembantu yang berada dekat dengan kamar mandi. Aku dibuat penasaran dengan suara desahan dari kamar yang dihuni oleh Bi Ajeng.

Aku mencoba mendekati pintu kamar Bi Ajeng yang tertutup. Ku tempelkan telingaku di pintu kamar tersebut dan suara desakan itu semakin terdengar jelas seperti suara wanita yang sedang melakukan hubungan seks seperti dalam video-video porno yang biasa ku lihat di internet.

Ku lihat jam di tanganku sudah menunjukkan jam 3 pagi. Pikiran kotorku membawaku pada sebuah pemandangan Bi Ajeng yang bertelanjang bulat setiap pagi. Ku pikir ini saatnya untuk menangkap basah Bi Ajeng yang ku yakini sedang melakukan masturbasi di dalam kamarnya.

Aku langsung mencoba memutar gagang pintu kamar Bi Ajeng yang “ternyataaaa….” tidak terkunci. Dan aku pun dapat masuk ke kamar Bi Ajeng dengan mudah dan menyaksikan siaran pertunjukan langsung seorang wanita telanjang tanpa busana sedang terbaring sambil memainkan jari tengahnya belahan berbulu lebat yang ada di daerah selangkangannya. Sementara, tangan satunya memegang sebuah smartphone yang terhubung dengan kabel headset yang menyumpal kedua telinganya.

Melihat situasi yang cukup terkendali itu, aku bergegas dengan hati-hati kembali ke kamarku dan mengambil smartphone-ku untuk sebuah tujuan yang ku pikir kalian juga pasti tahu apa itu. Ya..!!! Merekam…. Hehehe

Saat aku kembali ke kamar Bi Ajeng, ku lihat ia semakin panas dengan birahinya. Aku pun tak mau melewatkan momen ini.  Durasi waktu video di kamera smartphone-ku mulai berjalan dan terekam jelas sepasang kaki yang mengangkang ke menunjuk langit-langit kamar. Dan di sela pangkal pahanya juga terlihat jelas di layar smartphone-ku jemari tangan Bi Ajeng yang mengelus-elus belahan yang ditumbuhi rambut hitam ikal dan lebat.

Sambil terus merekam, ku coba melangkah lebih dekat untuk mengambil gambar wajah wanita yang sedang asyik bermasturbasi itu. Belum sempat lama ku peroleh posisi yang tepat untuk mengambil wajahnya, tiba-tiba Bi Ajeng sadar akan keberadaanku. Ia langsung berhenti melakukan masturbasi dan berusaha untuk meraih selimut untuk menutupi tubuh bigilnya. Tapi sayangnya, itu tidak bisa menghentikan rekaman video paling hot yang terus berjalan di smartphone-ku.

“Bi Ajeng! Ayo teruskan permainannya….” Bisikku sambil terus merekam sosok Bi Ajeng yang telah terbalut selimut.

“Aden! Aku mohon jangan diteruskan, Den!” Begitu Bi Ajeng memelas untuk memintaku menghentikan rekamannya. Sayangnya, aku tidak tertarik untuk menghentikan rekaman video kejadian langka itu. Ku letakkan smartphone-ku di sebuah meja yang menghadap ke ranjang tempat Bi Ajeng terbungkus selimut.

Dengan tersenyum, aku melangkah mendekati Bi Ajeng sambil membuka resliting celanaku lalu menyembulkan batang penisku yang terlanjung tegang dari balik celana dalamku.

“Bi Ajeng! Rekaman ini tidak akan tersebar jika di dalamnya ada kita berdua….” Begitu kataku pada Bi Ajeng yang terlihat sangat takut aibnya terbongkar.

“Aden! Aku mohon jangan lakukan itu padaku, Den!” Begitu kalimat terakhir yang ku dengar sebelum aku menarik selimut yang menutupi tubuhnya dan langsung memasukkan kepalaku di sela kedua pahanya. Vagina yang sudah cukup basah itu ku jilati sepuas hatiku. Dan Bi Ajeng tak lagi mampu berbicara. Yang ku dengar hanya suara desahan seperti yang ku dengar sebelumnya.

Aku terus menjilati belahan vagina Bi Ajeng dan sesekali ku mainkan lidahku masuk ke sisi dalam vaginanya. Dapat ku rasakan semburan birahi Bi Ajeng telah berkali-kali memuncak dan berakhir dengan teriakan tertahan selama lebih dari 15 menit ku jilati.

Saat Bi Ajeng terkulai lemas untuk orgasme yang kesekian kalinya. Aku bangkit dan bermaksud mengakhiri aktivitas warming up dan menggantinya dengan aktivitas utama, yaitu menyetubuhi Bi Ajeng yang sudah lemas tak berdaya. Ku Arahkan penisku ke belahan vagina Bi Ajeng da ku buka kedua pahanya untuk memuluskan jalan masuk ke tubuhnya.

Bukan hanya tubuh Bi Ajeng yang berdaya,  vaginanya juga ternyata tak berdaya. Penisku yang telah sangat tegang dengan mudah amblas di lobang vaginanya yang sangat basah berlumur dengan campuran air liurku dan air vaginanya.

Saat beberapa menit ku kocok lobang vagina Bi Ageng, tiba-tiba terdengar ia kembali merintih dan ku rasakan dinding vaginanya mulai bereaksi meremas batang penisku yang keluar masuk di lobang senggamanya.

“Den! aaah….. uuuuh…. enak sekali, Den!” Begitu kalimat mendesah yang keluar dari bibirnya. Batang penisku rasanya terjepit kuat di lobang vaginanya yang seakan menyempit, sehingga aku tak mampu menahan lompatan ke puncak orgasme yang menjadi begitu cepat.

Meskipun berada di puncak orgasme, tetapi aku sangat sadar akan resiko perbuatanku. Aku langsung mengeluarkan batang penisku dari belahan di selangkangan Bi Ajeng, dan spermaku pun tertumpah di atas perut Bi Ajeng.

Selepas menumpahkan sperma di atas perut Bi Ajeng. Aku langsung berdiri dan mengambil ponselku dan menghentikan proses recording. Aku kembali ke samping Bi Ajeng dan berbaring di sampingnya sambil memperlihatkan hasil rekaman persenggamaanku dengannya.

Tak ada reaksi apapun dari Bi Ajeng saat menyaksikan video yang mempertunjukkan saat dirinya kusetubuhi. Ia hanya terdiam dan bahkan cenderung bermanja kepadaku, seperti menginginkan kejadian itu diulang lagi. Dia meletakkan tangannya di dadaku dan menjatuhkan wajahnya di pundakku, kemudian ia berbisik padaku:

“Apa yang akan Aden lakukan dengan video itu nanti..!?” Bisik Bi Ajeng.

“Akan ku simpan sebagai kenangan” Jawabku dengan rasa bangga di hati.

“Kenangan…!!? Kenangan apa…!!?” Tanyanya lagi.

“Ya, kenangan saat keperjakaanku ternyata direnggut oleh pembantuku sendiri.” Jawabku sambil menaikkan posisi tubuhku untuk bersandar di dinding tempat tidur.

“Boleh saya minta videonya juga, Den!?” Kata Bi Ajeng seraya menempelkan payudaranya di dadaku.

“Buat apa..!!?” Tanyaku.

“Sama, Den! Mau saya simpan juga sebagai kenangan….!?” Katanya.

“Kenangan apa..!!? Atau mau kamu gunakan untuk menjebakku, ya!? Haha… Tidak akan terjadi…!” Jawabku.

“Enggak… Akan saya simpan saja, Den! Sebagai kenangan saat keperawanan saya ternyata harus direnggut sebelum saya menikah….” Jawabnya.

“Maksud Bi Ajeng..!!? Bi Ajeng belum menikah..!!? Jadi, masih perawan gitu..!!?” Tanyaku lagi.

“Iya, Den! Apakah Aden tidak memperhatikan bercak darah di sprei ini!?” Begitu jawab Bi Ajeng sambil menunjukkan bukti pecahnya keperawanannya malam itu.

“Tapi, kenapa saat aku merasa kesulitan menembus selaput keperawananmu, ya!?” Jawabku sambil bertanya.

“Mana saya ngerti, Den! Emang Aden tau rasanya lobang perawan seperti apa??” Tanyanya balik sambil mencoba mencium dan melumat bibirku. Ku coba untuk menerima tantangannya untuk bermain lidah. Suasana di kamar belakang itu menjadi panas lagi. Ku lihat jam di dinding sudah menunjukkan jam 5 pagi. Sebentar lagi mungkin kedua orang tuaku akan bangun. Aku mengajak Bi Ajeng untuk melakukan permainan cepat.

Ku ajak Bi Ajeng untuk melakukan Warming up dengan gaya 69 selama beberapa saat, sekedar untuk sama-sama memberi pelumas ke senjata musuh. Lalu aku langsung membalik tubuh Bi Ajeng dan langsung tancap gas. Tapi sayang, babak kedua ini aku tidak berhasil orgasme. AKu berhenti menggenjot lobang vagian Bi Ajeng saat ku lihat ia telah mencapai orgasme pertamanya saat permainan baru berjalan beberapa menit.

Aku hanya khawatir, hubungan gelap ini akan dipergoki oleh kedua orang tuaku, yang pastinya akan berakibat buruk bagi Bi Ajeng. Jika dia dipecat, tentunya aku akan kehilangan mainan terbaikku….

About Ibu Verra

Aku seorang Ibu rumah tangga yang bangga menjadi seorang Ibu untuk anakku, seorang istri untuk suamiku, dan seorang wanita bagi semua orang. Aku dulu seorang perawan, tetapi dalam sekejap semua hilang, ketika aku merelakan hidupku untuk mendampingi suamiku.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.